Dreaming

Bermimpilah!! Karena dengan bermimpi suatu saat Anda akan berani berkata "Terima kasih ya Allah, mimpi saya telah menjadi kenyataan." Mimpi orang cerdas adalah mimpi yang dilakukan ketika sadar dan bukan ketika sedang tertidur

Read More

Keuntungan Orang Yang Mengajar

Abu Umamah ra. mengabarkan, Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya Allah, para malaikatnya-Nya, serta semua penghuni langit dan bumi termasuk semut dalam lubangnya dan ikan-ikan sungguh semuanya mendoakan kebaikan bagi orang-orang yang mengajari manusia." (HR At Tirmudzi )

Read More

Mengajarkan Ilmu Mendatangkan Pahala Terus Menerus

Abu Hurairah ra. menyampaikan, Muhammad Rasulullah SAW, bersabda : "Apabila manusia sudah mati, maka putuslah pahala amalnya selain dari tiga : Sedekah Jariyah, Ilmu yang telah diajarkan kepada orang lain dan dimanfaatkan, Anak yang sholeh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya

Read More

Pasir Pun Bisa Jadi Mutiara

Kalau Anda ingin mewujudkan mimpi-mimpi Anda, maka syarat utama yang harus ada dalam diri Anda adalah Kemauan yang kuat, Antusiasme, rasa Optimis, Keyakinan dan Kerja (Action). Permasalahannya sekarang bukanlah Bisa atau Tidak Bisa, namun yang jadi masalah utama adalah MAU atau TIDAK MAU... ??

Read More

Bersyukur Bagian Dari Iman

Shuaib ra. mengemukakan, Rasulullah SAW bersabda : "Sungguh mengagumkan orang-orang mukmin, karena pekerjaannya semuanya baik. Yang demikian tidak terdapat pada orang lain, kecuali orang mukmin. Karena apabila berhasil (sukses) dia Bersyukur dan jika ditimpa kesulitan dia Bersabar. Itulah (rahasia)kebaikannya." (HR Muslim)

Read More

Wednesday, January 25, 2012

24 Kata Motivasi

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang, sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

4. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

5. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

6. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

7. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

8. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itu pula.

9. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.

10. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita inginkan. Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.

11. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.

12. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.

13. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

14. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

15. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika dan masih tetap peduli padanya.

16. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

17. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

18. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

19. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

20. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

21. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

22. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu.

23. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

24. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.

Source : kaskus.us via http://www.wartaindo.info

Sunday, January 22, 2012

How to Be Good and Better

Philosophers have been debating what is good and what is not for centuries. Many people find that it's more complicated than just being kind, and several complex religions have arisen with the attempt to understand the difference between good and evil. While every person's journey is different, being good has a lot to do with discovering yourself and your role in the world. Here's how to be a good person on your own terms. 

1. Be proactive. It's tempting to infer that as long as you avoid doing the things you know are bad (stealing, badmouthing, lying, intentionally saying hurtful things etc.) then that means you're a good person, but there's more to it than that. By avoiding bad behavior, you've made a big step towards becoming a good person, but you've only just begun. In order to be good, you actually have to do good things rather than just avoid doing bad things.

2. Consider the results. Have you ever heard the saying that "the road to hell is paved with good intentions"? It's not enough to want to do good, and to try to do good--you must also think about whether your actions actually had good results. Not every attempt to do good will end with good results, so when things don't work out, be willing to reconsider your actions and change them accordingly. Never let your sense of duty, loyalty, or obligation get in the way of doing what's right.[1] For example, many parents feel that it's always good to help their children in every way they can, but there are times when children need to learn lessons on their own and face challenges in order to achieve or to avoid mistakes in the future. A child who has been arrested on suspicion of drunk driving needs to bear the responsibility of his or her actions. If the parent bails the child out, then helps the child avoid consequences, s/he will only learn that the parent will be there to help even if s/he does wrong. The intention is good (wanting to help the child succeed) but the action might not be (removing all obstacles from their path)

3. Consider the greater good. What might seem like a good head in your situation might not have a very good impact on a broader scale (in the example above, the child doesn't have a DUI on his record, but is then free to go and violate the law again, this time possibly hurting or killing someone else). People often do right things for the wrong reasons, and wrong things for the right reasons. If you're playing a game with your team, for instance, it might seem good to try and score as many goals as you can to bring your team to victory. But look at the big picture. How will your teammates feel if you score all the points instead of helping set them up to score at times, never allowing them to get a shot in? How will that kind of victory affect the team spirit? Would you still feel good if your team won, but your teammates felt that it was an individual effort and they weren't involved?

 4. Define what "good" means to you. Ultimately, you have to decide on your own code of ethics, and what matters is that you follow through with what you believe makes you a good person. At times, this may conflict with what others believe is good, and they might even accuse you of being wrong or evil. Consider their views - either they know something you don't, in which case you may learn something from them and "update" your morality, or perhaps their experience is limited, meaning that you should take their views with a grain of salt.

5. Be balanced. In the struggle to be good, it's easy to swing from one extreme to another. However, any form of extremism can lead to closed-mindedness, a quality that can be found behind what most people can agree are bad deeds. In Buddhism, there's a term for avoiding extremism: "the Middle Way". Whenever you find yourself leaning towards an extreme, try to find the Middle Way before you act. This isn't going to be easy, but if being good was easy, wouldn't every good-hearted person be good? Here are some dilemmas you may encounter:
    * It's good to be humble and kind, but is it not good to be so humble and kind that you let people walk all over you, to the extent that it damages your physical and emotional health, or lessens your ability to care for, spend time with, and provide for your family?
    * It's good to be responsible (pay your bills on time, plan for retirement, save up for your kids to go to college) but is it good to be this way to the point that you hoard away hundreds of thousands of dollars in assets and wealth for your own family's financial security without ever giving someone else (who isn't fortunate enough to be born into your family) a helping hand?
    * It's good to be positive, but is it good to be so positive that you ignore risks and brush mistakes under the rug, never learning from bad decisions because you're always "positive" that it'll work out the next time around?
    * It's good to be honest, but is it good to be so honest that you hurt people's feelings unnecessarily, violate someone's privacy or prevent someone from finding answers that they might need to find for themselves?

6. Give people the benefit of the doubt. To the extent that it doesn't jeopardize your safety (like getting in the car with a group of people you just met), assume each person you meet is a good person, and act likewise. If you see someone do something that you consider to be bad, consider what they are dealing with in the context of their own life--don't jump to conclusions. Try to discover what motivated their bad act, and if appropriate, show them how it was hurtful by using nonviolent communication. Many times, helping someone else become a good person in a gentle, open-minded and unimposing way can help you learn and become a better person yourself.

7.  Be good for its own sake. Don't try to be a good person because your parents told you to, because you want recognition or respect, or for any kind of reward except your own satisfaction in doing what you believe is good. Never act superior to anyone else or brag about your "goodness" or "righteousness". Your dedication to a particular creed, ideology, or set of guidelines does not make you better than anyone else. Do what you believe makes you a good person on your own terms, and remember that it's an individual journey--everyone's path is unique. Do good by stealth, and blush to find it fame.[2]

8. Learn. There are many places you can learn the right thing to do in more subtle or complex situations. You can learn from your own mistakes, you can learn from others, you can learn from history, you can learn from people who are involved in the field.

9. Find a guide. Find someone who you can talk to about these important things. Relationships are very important in life, and such a relationship can be invaluable in your journey of becoming a better person and doing good things.

10. Make a group. Relationships are really important, when you do good things with other people the outcome can be exponentially greater.

11. Be a guide to others. As it says we learn best when we teach.

12. Sift your advice. When getting advice take what you need and leave the rest.


TIPS :
  • Believe in the power of your actions to influence others. When other people see you doing good deeds, they will be reminded to take more positive action themselves.
  • Avoid lying whenever possible. With the exception of lies that protect others' feelings, telling the truth is always easier than lying. And forcing yourself to always tell the truth means that you'll be motivated to make better choices when confronted with dilemmas in life.
  • Keep in mind that for which you are grateful and do good on that basis. If you do good to get good, your expectations will eventually be unmet.
  • Always be yourself.
  • Try to be positive about every human being and try to understand their problem by being in their shoes. Try to make your personality so transparent and helpful that the other person can feel you wish him or her well.
WARNING :
  • Don't push your assistance on people who don't want it. If someone is telling you they don't want your help, just apologize if you presumed, and bow out gracefully.
  • Don't be so nice and constantly helpful that people take advantage of you. Part of being a good person is helping others become better people. Doing everything for someone who is capable of taking care of him or herself is not helpful to either of you.
  • Be very careful what you say to people. It can be incredibly affecting to say something thoughtless off the top of your head. A rash judgment, a poorly observed conclusion can resonate forever in someone's life. This is particularly true for children and others with little or no defenses.
  • Being good doesn't mean you let people push you around. Being assertive and being mean are two different things - use your better judgment to tell the difference.
  • Don't trust the mind alone. Your ideas and preconceptions are often not enough to divine the good in a given situation. A person can "believe their own headlines" to the point of mania. Always remember that your humility is one of the most subtly persuasive powers at your disposal. Step back and figure out what your heart tells you. Try to see your beliefs or actions objectively.
 Source : http://www.wikihow.com/Be-Good

Monday, January 2, 2012

Garam dan Telaga

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia.

Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba minum ini, dan katakan bagaimana rasanya…”, ujar Pak tua itu.

“Pahit. Pahit sekali”, jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu.


Pak Tua tersebut lalu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang mengaduk-aduk dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu. “Coba ambil air dari telaga ini, dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, “Bagaimana rasanya?”.


“Segar”, sahut tamunya. “Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?”, tanya Pak Tua lagi. “Tidak”, jawab si anak muda.


Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan bersimpuh di samping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama. Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu”.


Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat. “Hatimu adalah wadah itu. perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."


Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar dari hal itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu kembali menyimpan ‘segenggam garam’ untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.