Tuesday, July 13, 2010

Bercita-citalah untuk menjadi great, bukan sekedar good

Dalam buku yang berjudul “Break” karangan Ippho Santosa, memotivasi diri untuk pengembangan kepercayaan diri menjadi seorang entrepreneur yang sukses salah satu caranya dengan selalu berusaha untuk tampil hebat. ia mengutip sebuah kalimat dari buku terlaris Good to Great (Jim Collins) yakni “Baik (Good) adalah musuhnya hebat (Great)”. Artinya, apabila kita ingin hebat (great), maka kita tidak boleh merasa sudah cukup baik (good). Begitu kita sudah cukup baik, biasanya kita akan enggan untuk memperbaiki diri.
Selain itu ada pula kutipan yang mengingatkan, “Barang siapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka dia merupakan orang yang beruntung”. Kalau sama saja? Dia adalah orang yang merugi. Kalau lebih buruk? Dia adalah orang yang celaka."
Ketika seorang entrepreneur yang merasa dirinya “baik-baik saja” dan malas beranjak ketingkatan yang lebih tinggi, atau pada saat disarankan program atau strategi yang baru yang lebih masuk akal, mereka buru-buru berdalih, “Hm, program itu bagus, sih. Tetapi – maaf- selama ini kita sudah diakui sebagai market leader, kok” atau , “Ah, kita tidak memerlukan program seperti itu. Kita kan sudah punya nama besar,” atau “Wah, kita agak berbeda ya. Terus terang kita sudah cukup kuat kok, dengan dukungan dari pusat”.
Bolehkah berargumen seperti itu? Boleh-boleh saja, asalkan market Anda memnuhi dua kondisi. Pertama, pelanggan anda begitu bodoh. Kedua, pesaing Anda berjalan ditempat. Akan tetapi adakah market yang seperti demikian diplanet ini?
Ippho juga mengutip dari Zig Ziglar, motivator ternama, “Dengan selalu mempersembahkan usaha terbaik Anda, maka itu akan menjadikan Anda seorang pemenang”. Bukankan tetesan air sekalipun –asalkan terus-menerus- dapat mengikis batu. Demikianlah penyempurnaan tiada henti merupakan syarat mutlak untuk bertakhta dan terus bertakhta di market. Bercita-citalah untuk menjadi great, bukan sekedar good.  


0 komentar:

Post a Comment